Friday, May 29, 2020

Panduan Manajemen Keselamatan (Safety Management Manual / SMM)


Safety Management Manual | Time management, Talent management ...

Panduan manajemen keselamatan atau dalam bahasa inggris di kenal dengan Safety Management Manual (SMM) merupakan bagian dari sistim manajemen keselamatan (safety management system / SMS). Untuk memenuhi persyaratan dari ISM Code yang di keluarkan oleh International Maritime Organization hal itu diperuntukkan sebagai langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan dalam mengikuti seluruh elemen ISM Code, dan kadang-kadang melebihi apa yang dibutuhkan oleh ISM Code itu sendiri dimana juga untuk memenuhi persyaratan dari pihak penyewa kapal.
Pada perusahaan tempat penulis bekerja Ajang Shipping Sdn Bhd (ASSB) juga sudah memiliki SMM  yang berisikan antara lain:

a.     Umum (General).
b.     Kebijakan Perusahaan.
c.     Orang yang ditunjuk (DPA).
d.     Tanggung jawab dan personil-personil yang berwenang.
e.     Kewenangan dan tanggung jawab nakhoda.
f.      Prosedur perekrutan dan mobilisasi awak kapal.
g.     Pengembangan rencana untuk operasi kapal.
h.     Keadaan darurat.
i.      Laporan dan analisis ketidak sesuaian, kecelakaan dan kejadian berbahaya
j.      Pemeliharaan kapal dan peralatannya.
k.     Dokumentasi.
l.      Verivikasi perusahaan, tinjauan dan evaluasi.
m.   Sertifikasi eksternal dan verivikasi.
n.     Pelatihan dan pengembangan.

Dari empat belas poin di atas penulis akan menjabarkan dua bagian saja yang berhubungan dengan bahasan pada bab berikutnya, yaitu bagian 9 (i) tentang laporan ketidaksesuaian , kecelakaan dan kejadian berbahaya. Dan bagian ke 14 (n) yaitu tentang pelatihan dan pengembangan. Uraian tersebut akan disampaikan sebagai berikut :
a.     Bagian 9 Laporan ketidak sesuaian , kecelakaan dan kejadian berbahaya. Pada bagian ini penulis hanya akan menjelaskan bagian laporan kecelakaan saja.

1)    Tujuan
Tujuan dari bagian ini adalah untuk menguraikan prosedur-prosedur-prosedur dalam memastikan kejadian kecelakaan dilaporkan kepada perusahaan, di selidiki dan di analisa dengan objektif untuk memperbaiki sistim keselamatan dan pencegahan pencemaran.

2)    Definisi
Adalah kejadian apapun di atas kapal milik perusahaan atau yang melibatkan kapal milik perusahaan dimana-
a)     Terjadinya kehilangan nyawa atau cedera serius yang melibatkan orang diatas kapal, atau orang hilang atau jatuh ke laut dari kapal.
b)    Kapal
(1)  Mengakibatkan kehilangan nyawa, cedera serius atau kerusakan barang.
(2)  Hilang atau di anggap hilang.
(3)  Ditinggalkan
(4)  Kerusakan secara material oleh kebakaran, ledakan, cuaca dan lain sebab.
(5)  Kandas.
(6)  Tabrakan.
(7)  Kurang tenaga.
(8)  Menyebabkan kerusakan alam sekitar.

c)     Berlakunya kejadian antara lain
(1)  Keruntuhan atau pecahnya tangki, pipa atau katup.
(2)  Kejatuhan atau kegagalan dari peralatan pengangkat, peralatan akses , penutup palka, tempat duduk bosun.
(3)  Kejatuhan kargo, pergerakan yang tidak sengaja atau kehilangan kargo.
(4)  Menghindari atau melarikan diri dari zat-zat berbahaya yang bisa menyebabkan cedera serius atau dapat merusak kesehatan.

3)    Laporan kecelakaan
Setelah setiap Kecelakaan , Nakhoda harus melakukan penyelidikan penuh. Bagian ini bermaksud untuk mencoba memastikan akar penyebab kecelakaan dan kemudian membuat rekomendasi dan pelajaran untuk dirumuskan supaya mencegah terulangnya kecelakaan serupa.

Formulir Laporan Kecelakaan (Lihat Lampiran 1)
Penjelasan :

1)    Pada bagian pertama berisikan antara lain:
a)     Nama kapal
b)    Lokasi kapal
c)     Tanggal investigasi
d)    Nama-nama orang yang menjadi tim investigasi

2)    Pada bagian kedua berisikan antara lain:
a)     Tanggal terjadinya kecelakaan
b)    Waktu terjadinya kecelakaan
c)     Nama korban (jika ada)
d)    Kondisi cuaca (jarak pandang, angin, alun, ombak, arah kapal)

3)    Pada bagian ketiga berisikan sebagai berikut :
a)     Aktifitas sebelum terjadinya kecelakaan.
b)    Deskripsi kecalakaan
c)     Tindakan yang di ambil setelah kecelakaan
d)    Temuan
e)     Klasifikasi dari kecelakaan
f)     Penyebab
g)    Kesimpulan dan rekomendasi untuk pencegahan
h)    Catatan
Setelah penyelidikan, Nakhoda harus menulis Laporan Kecelakaan dan meneruskannya ke perusahaan dengan semua lampiran cepat diperlukan melalui fax atau e-mail. Hard copy yang sama diteruskan ke perusahaan melalui surat atau dengan tangan.

b.     Pelatihan dan Pengembangan
Perusahaan melalui kepala departemen / manajer harus memastikan bahwa personil yang berhubungan dengan implementasi dari SMS memiliki pemahaman yang memadai tentang peraturan , regulasi , kode, dan petunjuk yang diterapkan pada operasional perusahaan.

Identifikasi dari pelatihan  dalam hal ini pelatihan yang di lakukan di perusahaan tempat penulis bekerja “ Ajang Internal Training Form (AITF)(Lihat Lampiran 2), perlu di buat dan dilaksanakan  oleh kepala bagian atau divisi baik di darat maupun di kapal untuk mendukung SMS diimplementasikan secara efektif dan kemudian dipastikan bahwa pelatihan diberikan kepada personil bersangkutan.

Sistim Manajemen Keselamatan (Safery Management System / SMS)



Safety Management System (SMS) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Sistim Manajemen Keselamatan adalah sistem yang terorganisir direncanakan dan dilaksanakan oleh perusahaan pelayaran untuk memastikan keselamatan kapal dan lingkungan laut.
SMS merupakan aspek penting dari manajemen keselamatan Internasional (ISM code) dan detail semua kebijakan yang penting, praktik, dan prosedur yang harus diikuti dalam rangka untuk memastikan berfungsinya aman dari kapal di laut. Semua kapal komersial yang diperlukan untuk membuat prosedur manajemen kapal yang aman. SMS membentuk salah satu bagian penting dari ISM code.
SMS memastikan bahwa setiap kapal mematuhi peraturan keselamatan wajib dan peraturan, dan mengikuti kode, pedoman, dan standar yang direkomendasikan oleh International Maritime Organization, klasifikasi masyarakat, dan organisasi maritim yang bersangkutan.
Setiap kebijakan manajemen keselamatan harus memenuhi beberapa persyaratan fungsional dasar untuk memastikan keselamatan setiap kapal. Antara lain :
 
a.     Prosedur dan pedoman untuk bertindak dalam situasi darurat
b.     Kebijakan tentang keamanan dan perlindungan lingkungan
c.     Prosedur dan pedoman untuk pelaporan kecelakaan dan bentuk lain dari ketidaksesuaian
d.     Informasi yang jelas tentang tingkat kewenangan dan jalur komunikasi antara awak kapal, dan perusahaan pelayaran
e.     Prosedur dan pedoman untuk memastikan kapal beroperasi dengan aman dan perlindungan terhadap lingkungan yang mengacu pada undang-undang  internasional dan Negara bendera.
f.      Prosedur audit internal dan tinjauan manajemen
g.     Rincian kapal
 
Singkatnya, sistem manajemen keselamatan terdiri dari rincian tentang bagaimana kapal akan beroperasi pada hari ke hari, apa prosedur yang harus diikuti dalam keadaan darurat, bagaimana latihan dan pelatihan yang dilakukan, langkah-langkah yang diambil untuk operasi yang aman , siapa yang menjadi DPA dan lain sebagainya.
Rencana manajemen keselamatan (safety management plan) merupakan   tanggung jawab pemilik kapal, atau DPA, atau orang yang ditunjuk oleh pemilik. Namun, Nakhoda kapal dan awak kapal adalah orang-orang terbaik untuk membuat SMS karena mereka tahu kapal lebih baik.
 
SMS ini dibagi menjadi beberapa bagian untuk mempermudah, antara lain :
a.     Umum (General).
b.     Kebijakan tentang keselamatan dan lingkungan.
c.     Orang yang di tunjuk (DPA).
d.     Sumber daya dan personel.
e.     Tugas dan tanggung jawab Nakhoda.
f.      Tugas dan tanggung jawab perusahaan pelayaran.
g.     Prosedur operasional.
h.     Prosedur keadaan darurat.
i.      Pelaporan kecelakaan.
j.      Perawatan dan pencatatan.
k.     Dokumentasi.
l.      Penelaahan dan evaluasi.
 

Perihal yang di jelaskan diatas adalah bagian utama dan dasar dari SMS. Namun rencana tersebut mungkin berbeda-beda sesuai dengan jenis kapal dan kargo yang diangkut. SMS memainkan peranan penting dalam proses pelaksanaan ISM Code diatas kapal.

Informasi Umum tentang International Safety Management Code (ISM Code)


SEKILAS TENTANG ISM CODE & MANAJEMEN KESELAMATAN KAPAL | DOCKING ...

a.     Pengertian
International Safety Management Code adalah standar Internasional       manajemen keselamatan dalam pengoperasian kapal serta upaya pencegahan / pengendalian pencemaran lingkungan.
Sesuai dengan kesadaran terhadap pentingnya faktor manusia dan perlunya peningkatan manajemen operasional kapal dalam mencegah terjadinya kecelakaan kapal, manusia, muatan barang/cargo dan harta benda serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut, maka International Maritime Organization (IMO) mengeluarkan peraturan tentang manajemen keselamatan kapal & perlindungan lingkungan laut yang dikenal dengan Peraturan International Safety Management (ISM Code) yang juga dikonsolidasikan dalam Safety of Life at Sea (SOLAS) Convention.
b.     Alasan untuk menjalankan ISM Code
1)     ISM Code menjadikan kapal sebagai tempat yang aman untuk bekerja. 
2)     ISM Code melindungi laut dan lingkungan/ wilayah perairan.
3)     ISM Code mendefinisikan tugas secara jelas. 
4)     ISM Code adalah hukum.
c.     Target ISM Code
ISM Code diterapkan pada:
1)    Kapal penumpang, termasuk kapal penumpang cepat, 1 Juli 1998.
2)    Oil tankers, chemical tankers, gas carriers, bulk carriers dan cargo high-speed craft diatas 500 gross tonnage, 1 Juli 1998.
3)    Other cargo ship dan Mobile Offshore Drilling Units (MODU) diatas 500 GRT, 1 Juli 2002.



d.     Elemen-elemen dalam ISM Code
1)    Umum.
2)     Kebijakan Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan.
3)    Tanggung Jawab dan Wewenang Perusahaan.
4)    Petugas yang Ditunjuk (DPA-Designated Person Ashore).
5)    Tanggung Jawab dan Wewenang Nakhoda.
6)    Sumber Daya dan Personil.
7)    Pengembangan Rencana Operasional Diatas Kapal.
8)    Kesiapan Menghadapi Keadaan Darurat.
9)    Pelaporan dan Analisa Ketidak sesuaian, Kecelakaan dan Kejadian  Berbahaya.
10) Dokumentasi.
11) Verifikasi, Tinjauan Ulang dan Evaluasi Perusahaan.
12) Sertifikasi dan Verifikasi Periodik.
13) Sertifikasi Sementara.
14) Verifikasi.
15) Format Sertifikat.

ARTIKEL

Jenis pengeboran lepas pantai yang digunakan saat ini

orang mungkin bertanya mengapa ada begitu banyak jenis, ukuran, dan kemampuan unit lepas pantai. Jawabannya melibatkan persyaratan teknis, e...